MANAJEMEN USAHA
1. Pengertian Manajemen
Secara umum, pengertian manajemen
merupakan suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian seperti menyusun
perencanaan, membangun organisasi dan pengorganisasiannya, pergerakan, serta
pengendalian atau pengawasan. Bisa juga diartikan bahwa manajemen merupakan
suatu ilmu pengetahuan yang sistematis agar dapat memahami mengapa dan
bagaimana manusia saling bekerja sama agar dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang lain maupun golongan tertentu dan masyarakat luas.
Secara etimologis, pengertian manajemen
merupakan seni untuk melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat
sebagai ilmu yang mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi,
sebagai usaha bersama dengan beberapa orang dalam organisasi tersebut sehingga
ada orang yang merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang disebut
dengan manajer.
Pengertian
Manajemen Menurut Ahli
George
Robert Terry
George mengartikan manajemen sebagai
proses khas dari beberapa tindakan, seperti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan. Seluruh tindakan tersebut bertujuan mencapai
target dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia.
Ricky
W. Griffin
Manajemen adalah proses perencanaan,
organisasi, koordinasi, dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai
secara efektif dan efisien. Efektif di sini maksudnya tujuan tercapai sesuai
rencana, dan efisien berarti bahwa manajemen dilakukan secara cermat,
terorganisir, dan tepat waktu.
Lawrence A. Appley
Mengartikan manajemen sebagai keahlian
dalam membangkitkan orang lain agar bersedia melakukan sesuatu. Tak harus
seseorang, keahlian manajemen juga dapat dimiliki oleh organisasi maupun
kelompok.
2. Fungsi Manajemen
Pada dasarnya, fungsi manajemen dibagi
menjadi tiga, antara lain:
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah memikirkan apa yang
akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha agar dapat mencapai sasaran
sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Pengendalian / Controling
Fungsi
pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah
dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Pengawasan (Controlling)
Dari
serangkaian rencana dan tindakan yang sudah dijalankan, perlu adanya pengawasan
atau controlling. Fungsi manajemen bisnis dalam hal ini adalah melakukan
evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja sumber daya perusahaan.
Manajer
secara aktif akan melakukan pengawasan terhadap sumber daya yang sudah
diorganisasi sebelumnya dan memastikan apa yang dikerjakan sesuai dengan yang
direncanakan. Adanya kesalahan atau penyimpangan dalam menjalankan tugas dapat
dikoreksi untuk menjadi pembelajaran pada perencanaan tahap berikutnya.
Klasifikasi
dari masing-masing sumber daya juga penting untuk menjadi bahan klasifikasi
supaya tidak menimbulkan dominansi dari manajer saja. Bisnis yang baik adalah
bisnis yang anggotanya mampu bekerja sama secara tim dan berjalan secara
simultan. Beberapa hal yang harus terpenuhi untuk melakukan pengawasan yaitu:
· Jalur
(routing): manajer harus menetapkan jalur untuk memperkecil risiko kesalahan
yang terjadi
· Penetapan waktu
(scheduling): manajer harus memiliki waktu rutin untuk melakukan pengawasan,
misalnya saja satu bulan satu kali atau dua kali
· Perintah
pelaksanaan (dispatching): manajer memiliki sikap untuk mendorong dan
memerintah agar setiap sumber daya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan
· Tindak lanjut
(follow up): manajer melakukan evaluasi dan memberikan solusi dari segala yang
permasalahan yang terjadi selama proses mencapai tujuan untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan yang sama.
3. Unsur-Unsur Manajemen
Setiap perusahaan memiliki unsur-unsur
untuk membentuk sistem manajerial yang baik. Unsur-unsur inilah yang disebut
unsur manajemen. Jika salah satu diantaranya tidak sempurna atau tidak ada,
maka akan berimbas dengan berkurangnya upaya untuk mencapai tujuan organisasi
atau perusahaan. Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut.
Human
(Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah
yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya manusia maka tidak ada
proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Money
(Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak
dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.
Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting
untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan
untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli
serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Materials
(Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi
(raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil
yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
Machines
(Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat
diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan
metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya
pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan dari sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu
sendiri.
Market
(Pasar)
Memasarkan produk tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor yang
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga
barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
4.
Bidang-Bidang Manajemen
Setelah
memahami tentang definisi manajemen, akan muncul pertanyaan seperti sebutkan
dan jelaskan bidang-bidang manajemen ? atau sebatas sebutkan bidang-bidang
manajemen ?
Bidang-Bidang Manajemen muncul
seiring pengembangan ilmu manajemen itu sendiri. Bidang-bidang manajemen
mengalami perkembangan sesuai dengan sasaran tiap bidang. Bidang-bidang
manajemen diantara yang ada adalah bidang manajemen produksi, bidang manajemen
pemasaran, bidang manajemen keuangan, bidang manajemen personalia dan bidang
manajemen administrasi.
1.
Manajemen Produksi
Manajemen produksi ialah
suatu dari bidang-bidang manajemen yang memiliki peran penting karena bidang
ini memanage dan mengkoordinasikan variabel produksi meliputi alam, karyawan,
modal, dan keahlian secara Efektif dan
Efisien. Kegiatan ini dilakukan guna menambah fungsi suatu barang
dan jasa. Saat ini mutu produk baik barang dan jasa menjadi faktor utama pada
persaingan bisnis. Aktivitas produksi yang buruk mampu mengakibatkan pemborosan
seperti menumpuknya persediaan dan berakibat pada rendahnya mutu produk yang
dihasilkan.
Diantara
bidang-bidang manajemen lainnya, manajemen produksi memiliki tujuan untuk
memanage jumlah barang dan jasa, Quality, harga, waktu dan lokasi tertentu yang
disesuaikan dengan keperluan pelanggan. Banyak perusahaan yang gagal pada hal
persaingan dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai manajemen produksi.
Begitu juga sebaliknya, perusahaan yang mampu mengelola manajemen produksi
dengan baik akan lebih mudah menguasai persaingan.
Berbagai
aktivitas yang ada pada manajemen produksi adalah sebagai berikut :
A.
Perencanaan Sistem Produksi
Pada
kegiatan perencanaan pada sistem produksi erat kaitannya dengan pembuatan
konsep atau gambaran bagaimana suatu kegiatan akan berlangsung. Perencanaan
yang telah disusun akan menjadi acuan bagaimana kegiatan akan berlangsung. Merencanakan
sistem produksi biasanya meliputi perencanaan letak pabrik, infrastruktur
pabrik, sarana dan fasilitas produksi, menentukan jenis produk yang akan
dihasilkan, lingkungan kerja, jumlah produksi, bahan baku yang
diperlukan, desain produk dan
cara pengolahan. Secara singkat berbagai macam hal yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan sistem produksi, diantaranya :
1.
Rancangan
Produk
Perancangan
produk wajib dipahami dan dikuasai oleh bagian produksi untuk memahami beberapa
aspek yang berhubungan dengan aktivitas produksi baik barang ataupun jasa.
Sebagai contoh penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan keefektifan dan
efisiensi kerja. Apabila teknologi tidak sesuai maka harus diganti dengan yang
lainnya.
2.
Volume
Produksi
Manajemen
produksi perlu memperhatikan kapasitas produksi terutama yang berkaitan dengan
fasilitas yang dimilikinya. Target produksi harus disesuaikan dengan fasilitas
produksi ataupun melakukan peningkatan fasilitas produksi sesuai dengan
kapasitas produksi yang diinginkan. Selain itu penetapan target produksi harus
sesuai dengan batas yang diperlukan agar tidak terjadi kelebihan produksi yang
mengakibatkan menumpuknya persediaan. Penumpukan persediaan akan memiliki
dampak buruk terhaap keuangan perusahaan.
3.
Proses
Produksi
Perancangan
proses produksi harus mempertimbangkan efisiensi selain efektifitas hasil.
Sebagai contoh pada penggunaan teknologi, apakah memerlukan alat baru atau
hanya cukup dengan memodifikasi alat yang telah ada. Selain itu proses produksi
harus memenuhi tuntutan dari rancangan produk supaya produk yang dihasilkan
sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Lokasi
dan Tata Letak
Setelah
semua proses sebelumnya telah dilaksanakan, kemudian langkah berikutnya adalah
menetapkan lokasi dan tata letak yang akan digunakan sebagai proses produksi.
Efisiensi menjadi acuan dalam mendesain lokasi dan tata letak. Sebagai contoh
gudang penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi dimana sebaiknya berdekatan
dengan lokasi produksi. Disamping itu keputusan penetapan lokasi dan tata juga
harus memperhatikan peraturan yang berlaku khususnya peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah mengenai lokasi pabrik atau industri.
Rancangan
Pekerjaan
Rancangan
pekerjaan dalam kegiatan manajemen produksi merupakan penetapan cara yang
terbaik dalam aplikasi teknis pada pekerjaan beserta para pelaksana dari setiap
tugas. Hal yang ditentukan pada kegiatan ini biasanya adalah menentukan
pembagian kerja, membuat standar kerja, penentuan pelaksana dan sebagainya.
B.
Pengendalian Sistem Produksi
Langkah
kedua pada aktivitas manajemen produksi adalah pengendalian sistem produksi.
Pengendalian sistem produksi ialah rangkaian prosedur yang ditujukan pada semua
elemen dalam kegiatan produksi. Beberapa aktivitas yang berkaitan pada
pengendalian sistem produksi seperti pengendalian bahan baku, proses produksi,
tenaga kerja, standar kualitas dan sebagainya. Berbagai kegiatan ini memiliki
tujuan memberi hasil secara efisien (sedikit biaya dengan waktu yang cepat). Pada
umumnya pengendalian sistem produksi lebih menekankan pada masalah utama manajemen
operasional yaitu pengendalian mutu dan persediaan.
C.
Pengendalian Mutu
Dalam
hal manajemen
mutu, Quality Control atau pengendalian mutu adalah hal
penting yang harus dilaksanakan oleh perusahaan untuk menjaga kualitas
produknya. Beberapa hal yang harus menjadi perhatian diantaranya :
·
Bahan
baku : Bahan baku sebagai input harus dipilih dengan kualitas yang baik
sehingga output yang dikeluarkan akan baik pula.
·
Penggunaan
teknologi : Teknologi digunakan untuk menciptakan dan menjamin kualitas suatu
produk.
·
Penetapan
lamanya waktu penggunaan produk : Penetapan waktu ini bertujuan untuk
mengetahui batas waktu kapan produk harus berada di pasaran. Ketika produk
melebihi batas waktu edarnya maka harus segera ditarik dari pasaran. Disini
concern terhadap manajemen
waktu penggunaan produk sangat diperhatikan.
·
Pengemasan
(packaging) : Pengemasan selain untuk menjaga kualitas produk juga dapat
digunakan untuk menarik minat konsumen.
Manajemen Persediaan
Persediaan
produk diperlukan untuk mengatasi over order. Sehingga berapapun kuantitas yang
akan dipesan pelanggan, perusahaan selalu siap dengan persediaannya. Sebaliknya
persediaan barang yang terlalu berlebih dapat memberi dampak kepada kerugian
perusahaan. Oleh karena itu perlunya melakukan manajemen persediaan guna
memperhitungkan kejadian tersebut. Hal ini memerlukan data trafik transaksi
yang diperoleh dari bidang pemasaran untuk memetakan persediaan yang ada. Sehingga
perlu terdapat kerja sama antara bagian persediaan/pergudangan dengan bagian
pemasaran. Langkah terbaik adalah dengan mempertimbangkan jumlah persediaan
yang efisien, peramalan kebutuhan persediaan dan melaksanakan pengontrolan
persediaan secara ketat untuk mengantisipasi kejadian seperti over load dan
sejenisnya.
2.
Manajemen Pemasaran
Bidang
Manajemen Pemasaran adalah satu dari bidang-bidang manajemen yang berhubungan
langsung dengan konsumen. Bidang manajemen pemasaran yaitu langkah yang
berhubungan dengan distribusi barang dan atau jasa dari tangan produsen hingga
ke konsumen. Bidang manajemen pemasaran juga bisa diartikan sebagai proses
merencanakan dan pelaksanaan penentuan harga, promosi, dan pendistribusian
barang dan atau jasa yang memungkinkan terbentuknya pertukaran atau penyampaian
barang dan atau jasa dari produsen ke konsumen.
Tujuan
dari manajemen pemasaran pada umumnya adalah untuk meningkatkan volume
penjualan dari produk yang telah dihasilkan dan menciptakan kepuasan konsumen.
Pemasaran sendiri memanglah menjadi suatu fokus utama dalam Manajemen Bisnis khususnya
di perusahaan besar.
Kegiatan dalam bidang manajemen pemasaran
antara lain :
1.
Riset Pasar
Dewasa
ini pada dunia pemasaran, pemenuhan keperluan dan kepuasan konsumen adalah
faktor utama. Menganalisis kebutuhan, apa yang diinginkan, dan keperluan
konsumen dilapangan sangat dibutuhkan sebagai dasar produk apa yang akan kita
ciptakan dan akan disebar di pasaran. Kesalahan data atau bahkan tidak
melakukan riset pasar dapat berakibat sangat fatal terhadap langkah
selanjutnya. Pelaksanaan riset pasar juga harus dilakukan penelitian dan sebisa
mungkin menghindari hipotesis maupun kesimpulan yang salah atau terlalu
terburu-buru. Riset pasar yang dilakukan pada bidang manajemen pemasaran juga
akan berbeda tergantung jenis pasar yang ada. Hal ini berdampak pada cara riset
yang berbeda seperti halnya riset pada pasar persaingan monopoli dengan Pasar
Persaingan Sempurna.
2.
Perencanaan Pemasaran
Setelah
melaksanakan riset pasar maka perencanaan pemasaran perlu disusun untuk
menentukan langkah selanjutnya. Hal yang perlu menjadi fokus adalah menentukan
target penjualan, penentuan segmentasi pasar, metode pemasaran dan memilih alat
pemasaran. Sebagai contoh pada proses segmentasi yang berarti proses
identifikasi sekelompok konsumen yang akan dilayani perusahaan. Misalkan pada
produsen mobil membuat segmentasi terhadap mobil sebagai kendaraan
keluarga, city car, ataupun kendaraan niaga (angkut). Kemudian pada
kendaraan keluarga dispesifikan dan dijabarkan kembali menjadi berbagai
kelompok pasar yang homogen seperti keluarga yang menyukai mobil sedan, atau
minibus. Pengelompokkan segmen pasar menjadi beberapa kelompok pasar yang homogen
disebut dengan targeting. Setelah melakukan targeting, anggaplah perusahaan
mobil tersebut fokus pada mobil sedan keluarga dan memposisikannya sebagai
mobil sedan keluarga yang nyaman dan hemat bahan bakar.
3.
Analisis Pasar
Bidang
manajemen pemasaran juga harus melakukan analisis pasar untuk mengetahui
peluang pasar, tantangan dan ancaman dari pesaing. Analisis pasar dapat
dilakukan dengan beberapa macam metode salah satunya adalah metode SWOT
(Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman). Setelah mengetahui berbagai macam hal
dari analisis SWOT maka perusahaan akan mampu menentukan strategi yang tepat
dalam melakukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran dapat berupa penetrasi
pasar maupun pengembangan pasar.
4.
Promosi
Langkah
berikutnya adalah melakukan promosi. Promosi merupakan langkah lanjutan untuk
menarik calon konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli produk yang
telah dihasilkan. Promosi dapat melalui berbagai macam alat seperti media
cetak, media elektronik, billboard/papan reklame, personal selling, dan
publikasi lainnya. Kegiatan promosi merupakan kegiatan dalam bauran pemasaran (marketing mix).
Bauran pemasaran terdiri dari 4 unsur atau sering disebut dengan 4P yaitu Product,
Price, Promotion, Place. Keempat unsur ini harus dipadukan untuk melakukan
promosi yang tepat.
1.
Product
Menganalisis
keperluan, apa yang diinginkan dan kepuasan konsumen merupakan hal utama.
Selain fungsi dari produk, konsumen pada umumnya akan mempertimbangkan aspek
lain seperti kualitas, kemudahan penggunaan, bahkan kemasan yang dirasa
menarik.
Secara sederhana,
perusahaan harus mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pada
target marketnya.
2.
Price
Penetapan
harga sangat memiliki dampak pada pemasaran. Produk dengan kualitas terbaik
tidak akan berarti apabila harga tidak cocok dengan kondisi perekonomian target
pasar perusahaan.
Oleh karena itu
perusahaan perlu mempertimbangkan daya beli konsumen yang menjadi sasarannya.
Strategi dalam presentasi harga seperti melakukan promo, diskon, obral juga
berdampak signifikan dalam menarik minat konsumen.
3.
Promotion
Promosi
yang sesuai dan tepat sasaran akan dapat berdampak positif pada konversi
keuntungan perusahaan. Misalkan target marketnya adalah para pemuda maka alat
promosi yang dilakukan dapat berupa sosial media seperti facebook, twitter,
youtube ataupun lainnya yang sering digunakan para kawula muda.
4.
Place
Pemilihan
tempat pada pendistribusian produk dari perusahaan sebagai pertimbangan bagi
para konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan. Kesesuaian produk, harga
dan promosi yang tepat sasaran akan terganggu apabila proses pendistribusiannya
sulit atau lokasi penjualan yang sulit dijangkau.
5.
Pengelolaan Usaha
Setelah
melakukan beberapa tindakan dalam bidang manajemen pemasaran, yang tidak kalah
penting adalah melakukan pengelolaan usaha dan mempertahankan pangsa pasar. Pelanggan/konsumen
merupakan target pasar yang harus terus dipenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
kebutuhan konsumen berdampak pada kepuasan konsumen pada waktu yang lama dan
ini berarti menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang pula. Membuat
konsumen puas dalam jangka waktu yang lama bukanlah hal mudah. Salah satu
caranya adalah dengan memberikan pelayanan purna jual. Pelayanan ini
dilaksanakan setelah konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan dan
diberikan apabila konsumen mengalami kesulitan dalam pemakaian atau terdapat
permasalahan dalam penggunaan produk tersebut. Sehingga konsumen merasa
dilayani dan akan berdampak pada keinginan melakukan pembelian dengan produk
dari perusahaan yang sama.
3.
Manajemen Keuangan
Bidang
manajemen keuangan adalah suatu bidang yang sering berkaitan pada bidang-bidang
manajemen lainnya. Aktivitas pada manajemen keuangan seperti mengatur
keseimbangan antara kebutuhan dana kegiatan perusahaan di tiap bidang-bidang
manajemen dengan ketersediaan dana dari berbagai sumber untuk meningkatkan
nilai perusahaan.
Aspek-aspek
yang termasuk dalam manajemen keuangan diantaranya adalah manajemen sumber
dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan dana.
1.
Sumber
Dana
Sumber
dana bagi pemasukan perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan maupun dari
luar perusahaan.
a.
Dana
dari dalam perusahaan
Dana dari perusahaan dapat
berasal dari kebijakan perusahaan untuk menahan pembagian deviden. Deviden
yang berasal dari keuntungan dapat dialokasikan untuk pengembangan
perusahaan. Manajer di bidang manajemen keuangan perlu mampu mengemukakan
penjelasan yang logis kepada pemegang saham supaya keuntungan perusahaan dapat
dialokasikan sebagian untuk pengembangan perusahaan. Alasan demikian bertujuan
agar para pemegang saham menyetujui kebijakan penahanan deviden pada rapat umum
pemegang saham untuk meningkatkan aset perusahaan.
b.
Dana
dari luar perusahaan
Selain
berasal dari dalam perusahaan, dana dapat diperoleh dari luar perusahaan
seperti berasal dari pasar modal, pinjaman bank, dan berbagai sumber lainnya
termasuk dari pemiliki perusahaan. Dana tersebut dapat berupa modal bagi
perusahaan ataupun berupa pinjaman/kewajiban yang harus dilunasi. Selain itu
perusahaan juga dapat menarik dana dengan cara menjual saham yang berarti
semakin banyak jumlah saham yang beredar maka semakin banyak modal yang
diperoleh. Namun demikian pembagian deviden juga harus disesuaikan dengan
jumlah pemegang saham. Dana perusahaan dalam bentuk pinjaman dari lembaga
keuangan tidak terlalu memberi pengaruh kepada keputusan perusahaan. Disamping
itu perusahaan tetap harus membayar kewajiban beserta bunga tanpa terikat
dengan laba-rugi yang diterima perusahaan. Oleh karena itu pemilihan dana dari
luar perusahaan membutuhkan banyak pertimbangan.
2.
Penggunaan
Dana
Perolehan dana bagi perusahaan
perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dan diatur oleh bidang manajemen keuangan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini mempunyai tujuan supaya perusahaan
semakin berkembang dari waktu ke waktu. Secara umum penggunaan dana bagi
perusahaan dapat dialokasikan untuk penanaman modal jangka pendek dan jangka
panjang.
a.
Penanaman
Modal Jangka Pendek
Perusahaan dapat memanfaatkan dana yang
diperoleh untuk penanaman modal dengan jangka yang relatif singkat. Kegiatan
ini diwujudkan dalam usaha-usaha yang bersifat sementara seperti penanaman
modal, pembelian Surat
Berharga, dan simpanan perusahaan. Dikarenakan sifatnya jangka
pendek, maka kegiatan-kegiatan tersebut harus dalam bentuk tabungan di bank
dimana dana tersebut harus mudah dalam pencairannya kapanpun dana tersebut
diperlukan.
b.
Penanaman
Modal Jangka Panjang
Usaha-usaha yang bersifat permanen
merupakan bentuk penanaman modal jangka panjang. Kegiatan penanaman modal ini
seperti pemberian pinjaman dengan jangka waktu yang relatif lama ataupun
pembangunan gedung perkantoran/pergudangan/pabrik/gudang dll. Penanaman modal
jangka panjang harus dilakukan dengan penuh pertimbangan karena tingkat
kesulitan dalam perbaikan apabila terjadi kesalahan.
3.
Pengawasan
Penggunaan Dana
Penggunaan dana dan pemanfaatannya harus
selalu diawasi untuk menghindari penyimpangan anggaran dan ini menjadi fokus
utama pada bidang manajemen keuangan. Dana yang dipergunakan di tiap
bidang-bidang manajemen harus diawasi sesuai dengan perencanaan yang disusun
dan tujuan yang telah ditetapkan. Kerugian dapat diderita oleh perusahaan
apabila terjadi kesalahan pada penggunaan dana. Oleh karena itu untuk lebih
memudahkan penagwasan dana secara efektif dan efisien maka perusahaan
diwajibkan menetapkan pola penggunaan dana disertai dengan pola pengawasannya.
Pola tersebut dibentuk menjadi aturan baku yang digunakan oleh masing-masing
personil di tiap bidang-bidang manajemen. Pada manajemen keuangan biasanya
pengawasan dapat dilihat dari laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi perusahaan.
Dari laporan tersebut nantinya dapat dihitung berbagai ratio untuk mengukur
kesehatan keuangan perusahaan.
4.
Manajemen Personalia/ Sumber Daya Manusia
Bidang
manajemen personalia atau sumber daya manusia ialah bidang manajemen yang fokus
dalam aktivitas yang berhubungan dengan pekerja/karyawan. Bidang manajemen ini
memerlukan seni tersendiri dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
dan pengawasan karena berhubungan langsung dengan sumber daya manusia
perusahaan. Manajemen personalia secara umum bertujuan untuk meningkatkan
kontribusi karyawan terhadap perusahaan pada pencapaian Produktivitas organisasi.
Lebih spesifik lagi, manajemen ini memiliki tujuan untuk 1) memperoleh karyawan
yang berkualitas, 2) Meningkatkan kemampuan para karyawan, 3) Menciptakan
hubungan kerja yang baik antara karyawan baik secara vertikal maupun
horizontal. Berbagai hal yang berhubungan dengan manajemen personalia
diantaranya :
1.
Recruitment Karyawan
Recruitment
karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik itu dari segi kualitas
ataupun kuantitas. Adapun langkah yang diperlukan pada proses recruitment
pegawai antara lain :
a.
Analisis
Jabatan
Sebelum melaksanakan recruitment, terlebih
dahulu dilakukan analisis jabatan yang meliputi posisi apa saja yang akan diisi
beserta jumlahnya. Berdasarkan analisis tersebut maka akan terlihat jumlah dan
kualifikasi karyawan yang diperlukan dan mempermudah dalam proses seleksi.
b.
Seleksi
Penerimaan Karyawan
Pemilihan calon karyawan yang sesuai
dengan kondisi dan keperluan perusahaan ditentukan oleh proses seleksi. Proses
seleksi penerimaan karyawan dijalankan untuk memastikan siapa yang tepat untuk
mengisi pada posisi di dalam perusahaan. Seleksi bertujuan untuk memperoleh
gambaran kemampuan dari calon karyawan.
c.
Pelatihan
dan Pendidikan
Setelah dilaksanakan proses seleksi dan
memperoleh karyawan yang sesuai dengan posisi yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan proses persiapan karyawan melalui proses pelatihan dan pendidikan. Langkah
ini dilaksanakan untuk tahap memperkenalkan karyawan baru terhadap tempat kerja
mereka yang baru dan memberikan karyawan baru ilmu mengenai ketrampilan untuk
menduduki suatu posisi. Diharapkan setelah melewati proses ini karyawan
sudah melakukan pekerjaan dengan baik.
d.
Penilaian
Kinerja Karyawan
Proses evaluasi kinerja karyawan terus
dijalankan selama proses operasional perusahaan berlangsung. Karyawan sebagai
bagian penting dari suatu perusahaan harus dinilai atas kinerja dan
pencapaiannya dalam melakukan pekerjaan. Penilaian juga dilaksanakan secara
obyektif tanpa diskriminasi.
2.
Promosi dan Mutasi
Setelah
melaksanakan proses penilaian terhadap karyawan dan mengetahui performa
kerjanya maka terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi yaitu :
a.
Diberhentikan
Kebijakan ini ditentukan apabila karyawan
yang bersangkutan dianggap tidak layak untuk melanjutkan pekerjaan di
perusahaan. Pemutusan kerja ini sebelumnya diawali dengan surat peringatan
terlebih dahulu kepada karyawan yang bersangkutan. Pertimbangan pemberhentian
kerja diambil apabila karyawan :
·
Melakukan
pelanggaran dengan sengaja
·
Tidak
dapat bekerja sama
·
Tidak
memiliki kemampuan yang mumpuni
b.
Dipindah
tugaskan ke lingkup yang lebih kecil
Apabila karyawan dianggap tidak mampu
untuk menangani ruang lingkup perusahaan yang lebih luas maka karyawan tersebut
akan dipindah tugaskan ke tempat yang ruang lingkupnya lebih kecil. Sebagai
contoh kepala perusahaan yang memegang satu Kabupaten kemudian dipindah menjadi
kepala cabang yang ruang lingkupnya satu kecamatan.
c.
Dipindah
tugaskan ke posisi lain
Apabila karyawan dinilai tidak cocok
menempati posisi tertentu maka akan dipindah tugaskan pada posisi yang lain
yang masih dalam level yang sama.
d.
Promosi
Karyawan yang terbukti berprestasi maka
akan diberikan kepercayaan untuk menempati posisi yang lebih tinggi. Hal ini
merupakan penilaian positif bagi karyawan yang bersangkutan. Promosi juga dapat
dijadikan ajang motivasi bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan lebih
giat.
3.
Motivasi Karyawan
Motivasi
kepada karyawan diperlukan untuk menggerakkan karyawan dalam melakukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Proses motivasi dapat dijalankan
sewaktu-waktu ataupun dengan program rutin berupa forum motivasi ataupun dengan
bentuk informal berupa outbond dan lainnya.
5.
Manajemen Administrasi/ Akuntansi
Manajemen
administrasi fokus pada pengelolaan layanan informasi pada bidang administrasi/akuntansi
yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam menentukan kebijakan
operasional. Manajemen ini biasanya berhubungan dengan hal seperti pengumpulan,
pencatatan, analisis, laporan keuangan/administrasi
perusahaan yang nantinya digunakan sebagai dasar penentuan keputusan. Aktivitas
dalam manajemen administrasi antara lain adalah :
·
Administrasi
Kegiatan
·
Inventaris
Peralatan Kantor
·
Pengarsipan
Data dan Penyedia Informasi
Perlu
diingat setiap pelaksanaan pada bidang-bidang manajemen perlu
memperhatikan unsur-unsur
manajemen yang ada. Perhatian terfokus pada tujuan dan kondisi
yang ada saat ini. Sehingga pelaksanaan akan sesuai dengan perencanaan hingga
pencapaian tujuan.
No comments:
Post a Comment